Foto: Senyum |
Dengan dua data base yang sudah ada sebelumnya para peneliti ini memulai penelitian yang dipimpin oleh Prof. Hassan ugail.
Salah satu diantara data tersebut adalah “disebut MUG” yang berisi video orang-orang yang tersenyum dengan benar dan spontan. Sementara yang lain “disebut CK +” yang terdiri dari klip orang yang sedang berpura-pura tersenyum.
Dilansir dari laman New Atlas (30/7), teknologi ini menggunakan algoritma berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memetakan wajah-wajah orang dalam video, serta mengukur sejauh mana mulut, pipi dan mata bergerak ketika tersenyum.
Software dapat menentukan ekspresi senyuman itu asli atau palsu cara bekerjanya dengan menganalisa pergerakan di wajah seseorang.
Nah, setelah para peneliti mengaplikasikannya dengan software tersebut. Terlihatlah bagian mata adalah gerakan yang paling signifikan terdeteksi oleh software ini.
Setidaknya di sekitar mata 10% lebih banyak daripada senyum palsu karena orang kalau benar-benar tersenyum akan menggerakan ototnya di sekitar bagian mata.
“Ketika tersenyum kita menggunakan dua otot set utama, nah dua set otot tersebut adalah zygomaticus mayor yang bertanggung jawab atas kerutannya diatas mulut, sedangkan yang menyebabkan kerutan di sekitar mata adalah orbicularis oculi. Sebagai manusia kita sering atau suka lah melihat bagian mata nah disitu kita sering tidak melihat gerak gerik di sekitar mata. Sedangkan software computer ini dapat melihat dengan jauh lebih handal” ucap Ugail.
Dengan semua penelitian itu dari software mendeteksi senyuman palsu atau sebaliknya, itu kita harapkan teknologi bisa berguna untuk meningkatkan sistem keamanan biometric, studi psikologis, agar wawasan kita bertambah tentang perilaku, emosi, dan sebagainya.
5 komentar
*jangan lupa mampir gan AORLIN(.)com