Edukasi terhadap AIDS sudah semestinya dilakukan secara berkala, tak hanya pada 1 Desember yang selama ini diperingati sebagai Hari AIDS Internasional. Setiap tahunnya, muncul berbagai jenis penggalangan dana yang disediakan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dari donasi melalui komunitas hingga yang dilakukan secara online melalui donasi UNICEF
Namun, menghadapi HIV/AIDS adalah perjalanan panjang. Bahkan orang-orang yang terjangkit penyakit ini tak pandang usia, jenis kelamin, maupun latar belakang lain. Tak terkecuali anak-anak yang kadang luput dari perhatian.
Tingginya kasus HIV/AIDS pada anak
Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF, sekitar 110.000 anak-anak serta remaja dari kelompok usia 0-19 tahun meninggal dunia diakibatkan AIDS pada 2021 silam. Sementara 310.000 orang terinfeksi dan membuat jumlah penderita dari kalangan muda yang hidup bersama HIV menjadi 2,7 juta orang.
Selain angka kasusnya yang semakin mengkhawatirkan, pengobatan dan pencegahan terhadap HIV/AIDS pada anak-anak, remaja, serta ibu hamil cenderung datar dalam tiga tahun terakhir. Hal ini lantas membuat risiko infeksi dan kematian pada kaum muda lebih tinggi, seperti yang diutarakan Anurita Bains, Kepala Asosiasi HIV/AIDS UNICEF.
Walau bantuan seperti donasi anak Indonesia sudah lama tersedia, penanganan yang tak setara akan membuat angka HIV/AIDS terus bertambah. UNICEF juga mengungkapkan, ketidaksetaraan tersebut akan semakin menyulitkan pengentasan AIDS pada anak-anak dan remaja. Sementara kelompok tersebut rentan berbagai penyakit.
Masih ada harapan untuk menumpas HIV/AIDS
Di sisi lain, tren jangka panjang memperlihatkan, kasus positif dan infeksi baru HIV yang dialami kelompok anak-anak usia 0-14 tahun mengalami penurunan 52% sepanjang 2010-2021. Selain itu, infeksi baru HIV yang dialami kalangan remaja ikut turun sampai 40%.
UNICEF pun menambahkan, walau jumlah total anak-anak dengan HIV menurun, kesenjangan yang terjadi pada pengobatan terhadap anak dan orang dewasa malah mengalami peningkatan. Dengan hal ini, diharapkan penggalangan dana melalui Pendekar Anak UNICEF bisa membantu mereka memperoleh pengobatan yang layak. Jadi, angka infeksi dapat optimal ditekan bersama sosialisasi dari berbagai pihak.